Kamis, 08 September 2022

MEMBIASAKAN ANAK MEMINTA MAAF

BAGAIMANA CARA UNTUK MEMBIASASKAN ANAK UNTUK MEMINTA MAAF?

1. Biarkan emosi anak mereda

Anak biasanya marah, kecewa, tidak suka dengan suatu hal disebabkan karena emosinya dipicu sehingga kemudian anak menangis karena merasa marah. Ketika anak dalam kondisi kecewa dan marah maka biarkan anak meluapkan emosinya, berikan waktu untuk anak meredakan emosi.

2. Ajak anak bicara dan dengarkan apa yang menjadi keluhannya.

Ketika anak marah sehingga emosinya meningkat, itu biasanya karena ia merasa ada keinginannya yang tidak didengar, yang tidak dipenuhi. Sebagai orang tua kita ajak anak untuk bercerita apa yang menjadi keluhannya dan kita dengarkan. Hal tersebut dapat membantu anak merasa didengar dan diperhatikan.

3. Pahami perasaannya, apa yang membuatnya marah

Terkadang yang dilakukan oleh anak memang rasional. Misal ia marah karena mainan miliknya dirusak oleh kawannya, sehingga kawannya dipukul, jelas si anak marah karena mainan kesukaannya dirusak oleh temannya. Namun bukan berarti kita mengiyakan perbuatan memukulnya, tetapi kita harus memahami perasaannya. Dengan merasa dipahami, anak merasa dimengerti bahwa apa yang ia lakukan ada sebabnya.

4. Ajak anak diskusi tanpa menyalahkannya

Orangtua berdiskusi dengan anak, seperti contoh di atas apabila mainannya dirusak oleh temannya orangtua perhatikan kembali ternyata masih bisa dibetulkan. Dalam hal ini anak bisa memahami, bahwa jangan terlalu cepat mengumbar amarah.

5. Peluk dan ajak ia perlahan untuk meminta maaf. 

Berikan pelukan hangat kepada anak sehingga ia merasa dimengerti dan dilindungi, setelah damai ia dengan hatinya perlahan ajak ia bicara sehingga ia mengerti bahwa hal yang dilakukannya itu tidak baik lalu ajak ia meminta maaf.



MEMBANGUN KEDEKATAN DENGAN ANAK

Mengapa orangtua harus membangun kedekatan dengan anak

1. Membentuk kepribadian baik anak

Orang tua membantu membentuk kepribadian yang baik pada anak. Pada saat anak baru lahir dalam agama islam anak adalah fitrah atau suci, maka bagaimana supaya anak memiliki kepribadian yang baik adalah orangtua harus dekat dengan anak. Bagaimana anak dekat dengan orangtuanya, merasa nyaman dengan orangtuanya disitulah anak akan terbantu dalam pembentukan kepribadiannya.

2. Agar anak merasa nyaman untuk berkonsultasi dengan orangtua

Anak dalam perjalanan hidupnya pasti memiliki problem dengan temannya perselisihan dengan kerabatnya, ada perkembangan dalam tubuhnya, adanya kematangan hal reproduksi, secara psikologis ada rasa ketertarikan pada lawan jenis. Dalam kejadian itu penting bagi anak untuk bercerita, dan yang paling tepat untuk bercerita adalah kepada orangtuanya. Apabila anak dan orang tua tidak memiliki kedekatan bagaimana anak bisa menceritakan problem yang terjadi pada dirinya.

3. Anak akan mematuhi nasihat orangtua

Ketika orangtua dekat dengan anak maka anak akan merasa segan, apa-apa yang diucapkan orang tuanya ia akan mematuhi tanpa ada rasa tertekan. Dengan seperti itu makak nasihat-nasihat yang diberikan akan didengar dan dipatuhi

4. Agar anak lebih berbakti kepada orangtua

Bagamana anak akan patuh dan berbakti kepada orang tua apabila anak tidak nyaman dengan orangtuanya. Misalnya terdapat konflik terus menerus antara orangtua dan anak maka rasa hormat anak kepada orangtua akan berkurang atau mungkin hilang. Maka apabla kedekaan dengan anak dibangun dari usia dini maka anak akan berbakti kepada orangtua sampai tua nanti.

5. Menjadi teman orangtua hingga usia senja nanti.

Orangtua Ketika membangun kedekatan dengan anak adalah sebuah investasi, investasi di alam dunia yaitu diitemani sampai usia senja dan investasi alam akhirat bahwa anaklah yang akan terus mengirimkan doa kepada orang tua yang telah meninggal.



MEMOTIVASI ANAK BERPRESTASI

Setiap orangtua atau guru menginginkan anaknya untuk berprestasi, karena setiap anak tidak mungkin terlahir untuk sia-sia, Tuhan menciptakan manusia sudah dalam potensinya masing-masing. Setiap anak punya potensi yang sudah Allah berikan. Ada anak yang mampu berprestasi dan ada anak yang prestasinya biasa-biasa saja. Lalu bagaimana cara memotivasi anak agar berprestasi?

1. Bakat dan minat anak diarahkan

Setiap anak memiliki bakat dan minat, tugas orang tua adalah menemukan dan mengenali bakat dan minat anak lalu kemudian dikembangkan dan diasah.

2. Bantu dan dukung perkembangan anak

Setelah mengetahui bakat dan minat anak, sebagai orangtua kita harus mendukung apa yang diminatinya. Misalnya anak minat dalam olahraga bola, kita dukung dengan mencarikan sekolah sepak bola atau kita partisipasikan ia dalam ekskul bola, kita belikan sepatunya dan bola untuk Latihan di rumah. Sehingga potensi yang dimiliki anak tidak menjadi mubazir karena dibantu dan didukung orangtua.

3. Bermain bersama anak

Kualitas perkembangan anak akan lebih maksimal apabila mendapat dukungan penuh secara utuh apabila orangtua meluangkan waktu untuk anak dengan sebaiknya. Sesibuk apapun orang tua usahakan alokasikan waktu untuk bermain dan bercengkrama oleh anak.

4. Bangga dengan pencapaian anak

Tunjukkan bahwa orangtua bangga dengan pencapaian anak, walaupun hal kecil, kita harus bangga dengan pencapaiannya.



Rabu, 31 Agustus 2022

MEMBANGUN PERCAYA DIRI ANAK

5P Untuk membangun rasa  percaya diri pada anak:

1. Positif dalam berbicara
Apabila kita berinteraksi dengan sikap yang positif kepada anak, maka ana juga menerima dirinya sebagai anak yang selalu dididik dengan sikap yang positif. Hal tersebut akan membuat kepercayaan diri anak berkembang. Dibandingkan dengan anak yang biasa menerma kritik dan cercaan, akan muncul dalam diri si anak pribadi yang takut dan meras bersalah.

2. Panutan untuk anak
Orangtua menjadi teladan bagi anak. Apabila kita ingin anak percaya diri, maka kita sebagai orangtua harus mencontohkan kepercayaan diri yang bagus kepada anak. Misalnya dalam sesuatu kegiatan di sekolah, yang dimana ada pertemuan orang tua dan anak, tunjukkan bahwa sebagai orang tua kita ikut berpartisipasi memberikan ide, memberikan masukan, atau bertanya dan berani tampil di hadapan wali murid dan guru-guru. Ketika anak melihatnya maka anak akan mempelajari secara tidak langsung keberanian yang dilakukan oleh orangtuanya.

3. Puji prestasi anak
Setiap anak pasti memiliki prestasi, sekecil apapun prestasinya orangtua wajib mengapresiasi. Sederhana seperti anak bisa bangun pagi dan ikut solat subuh berjamaah dengan orangtuanya, juga seperti membantu pekerjaan ibu seperti menyiram tanaman, membuang sampah pada tempatnya. Memuji atau mengapresiasi hal positif sederhana yang dilakukan anak akan membuat anak merasa dirinya bermanfaat dan berharga, perasaan berharga akan sangat bagus untuk membangun kepercayaan diri anak. Anak yang minder adalah anak yang merasa tidak bermanfaat dikarenakan orangtua tidak mengapresiasi hal kecil yang dilakukannya.

4. Beri peran/ tanggung jawab kepada anak
Anak perlu kita beri peran, misalnya aktivitas saya adalah sebagai trainer di sekolah-sekolah, saya mengajak anak saya untuk ikut, dan saya memberi peran ia untuk menata hal-hal kecil, seperti menata buku-buku, menata alat-alat untuk presentasi. Jangan ragu untuk memberikan peran kepada anak, tentu kita sebagai orangtua juga harus tahu kapasitas yang bisa dilakukan oleh anak kita. dengan seperti itu anak merasa memiliki partisipasi dan kontribusi dalam hal yang dilakukan oleh orangtuanya.

5. Promotif untuk kemajuan anak
Promotive maksudnya adalah mempromotir atau mendukung perkembangan anak, misalnya anak memiliki cita-cita, kita sebagai orang tua mendukung apa yang diinginkan anak. Di sekolah misalnya anak diberi tugas untuk menjadi petugas upacara, kita sebagai orangtua harus mendukung agar anak kita percaya diri bahwa ia bisa tampil di depan umum. Di lingkungan sosial misal anak bisa kita libatkan pada saat lomba hari kemerdekaan untuk ikut berkontribusi dalam lomba.



Kamis, 04 Agustus 2022

INTERKASI GURU DAN SISWA

        Seorang anak kelas lima SD, ketika di kelas guru melihatnya anak ini seperti tidak memiliki motivasi untuk belajar, tidak semangat menjawab pertanyaan, lemas dan terlihat layu sekali. Sehingga guru yang mengajar mengalam kesulitan utuk membngkitkan semangatnya. Ibu guru sudah mencoba mengajar dan mendekatinya tetapi sang anak sepertinyya sudah tidak semangat mengikuti pelajaran, apabila ada tugas ia tidak pernah mengerjakannya. Di dalam nilai rapor, ibu guru menuliskan apa adanya, tertulis bahwa anak tidak memiliki motivasi yang kuat seperti tidak memiliki semangat untuk belajar.

        Suatu hari sang guru membaca catatan rapor anak dari mulai kelas satu SD dan beliau sangat terkejut, pada rapor elas satu tertulis bahwa anak tersebut nak yang periag, aktif dan cerdas. Sang guru penasaran, karena apa yang ia lihat sekarang sangat berbeda dengan apa yang dituliskan pada rapor kelas satu. Kemudian ia buka rapor kelas dua, ternyata agak berbeda dari kelas sebelumnya, ditulis dalam rapor anak ini sering mengalami keterlambatan karena ibunya mengalami sakit, ia haru merawat ibunya yang sedang sakit. Ibu guru membuka Kembali catatan raport kelas tiga, tertulis bahwa anak ini mengalami kesedihan yang mendalam karena ibunya meninggal dunia pada saat ia duduk di bangku kelas tiga. Sang guru penasaran dan merasa iba kepada anak tersebut, pada saat ia buka di catatan kelas empat tertulis bahwa si anak tidak ada lagi semangat belajar karena ia merasa sangat kehilangan ibunya. Sang guru kemudian menghela nafas dan berpikir apa yang harus ia lakukan kepada siswanya.

        Keesokan hari pada jam istirahat, sang guru menghampiri si anak dan kemudian bertanya, “nak ibi kamu sudah meninggal dunia ya?” sang anak jawab dengan anggukan, ibu guru melanjutkan “kamu merasa sedih ya kehilangan ibumu, baik ibu guru sangat paha atas perasaan yang kamu alma pada saat ini, dan bu juga paham kamu sepertinya sangat kesulitan untuk belajar” sang anak menjawab “betul bu semenjak ibu saya meninggal saya sudah tidak semangat lagi untuk bersekolah sehingga saya sulit berkonsentrasi pada saat belajar di kelas”. Ibu guru menawarkan kepada sang anak untuk membantunya memahami pelajaran yang tertinggal dengan jam tambahan setelah pulang sekolah yang dilakukan hanya berdua sehingga bisa juga menjadi sesi cerita dan ngobrol santai. Sang anak senang sekali dengan tawaran dari Ibu guru, ia merasa bahwa sosok ibunya hadir kembali dengan memberinya perhatian.

        Esok hari setelah selesai jam pelajaran, sang anak belajar dan bimbingan dengan Ibu guru, rutin ia jalani bimbingan tambahan setelah pulang sekolah dan lama-kelamaan terlihat perubahan. Sang anak yang sebelumnya tidak pernah mengangkat tangan untuk bertanya di dalam kelas, sekarang ia mulai memberanikan dirinya, dan ia menjadi anak yang aktif. Nilai yang diperolehnya juga kunjung meningkat, benar-benar cepat sekal perubahan anak ini menjadi lebih baik. Hingga kemudian sang anak naik ke kelas enam, dan di kelas enam ia mendapatkan nilai-nilai yang hampir sempurna. Luluslah anak tersebut dari jenjang Sekolah Dasar dan ia melanjutkan pendidikannya ke SMP lalu SMA.

        Waktu berlalu dan si anak sudah lulus SMA, ia mengirimkan surat kepada Ibu guru yang berisikan tanda terima Kasih atas jasanya pada saat kelas lima dahulu, sehingga sekarang ia diterima di perguruan tinggi dengan jalur beasiswa. Suratnya sederhana namun membuat sang guru sagat Bahagia, ternyata apa yang dilakukannya saat itu ternyata sangat membekas pada sang anak.

        Lima tahun kemudian, sang guru mendapatkan surat kembali dang sang anak yang berisikan tanda terima Kasih Kembali bahwa ia sudah lulus kuliah fakultas kedokteran dan ia akan menjalankan praktik profesi kedokteran, ia berterima Kasih lagi dan menyebutkan bahwa apabila pada saat kelas lima dahulu bukan Ibu guru yang menjadi wali kelasnya maka belum tentu ia menjadi seperti dirinya yang sekarang. Lima tahun berikutnya, sang guru Kembali mengirim surat yaitu berita bahagia bahwa ia akan menikah, dan ia meminta kebersediaan Ibu guru untuk menjadi orang tuanya di kursi pelaminan nanti.



Sabtu, 04 Juni 2022

KERAGAMAN ADALAH RAHMAT TUHAN

        Allah sengaja menciptakan manusia dengan berbagai macam keragaman, berbeda-beda suku, bangsa, bahasa dan juga agama. Sekilas menjadi pertanyaan bagi kita, mengapa Allah tidak menciptakan manusia di seluruh dunia ini dalam satu model yang sama, maka mungkin tidak akan ada perselisihan, pertengkaran dan pertentangan, itu dari pemikiran kita sebagai manusia. Sementara Allah yang Maha Kuasa, memiliki tujuan yang luar biasa dibanding pemikiran kita sebagai manusia yang sangat terbatas. Rupanya Allah menciptakan manusia yang beragam itu dengan tujuan yang sangat luar biasa, agar kita semua saling mengenali satu sama lain dan saling melengkapi juga menyempurnakan.

        Dengan keragaman ciptaan Allah itu, kita bisa belajar dari orang disekitar kita apa kelebihan mereka dan apa kekurangan saya, dari kelebihan mereka kita bisa menyerap dan bisa menyempurnakan diri saya. Sebaliknya, hal-hal positif yang saya miliki bisa ditransfer kepada sahabat kita yang belum memilikinya. Disini letak betapa hebat ciptaan Allah yang sengaja menciptakan manusia dalam keragaman. Lalu apabila Allah menciptakan manusia berbeda-beda, bermacam-macam, berbagai suku, bangsa, bahasa, agama, siapakah kiranya yang lebih baik diantara mereka. Allah tidak menjadikan suku, bangsa, Bahasa dan agama sebagai ukurannya, ternyata yang paling baik diantara itu semua adalah sesuai dengan hadist nabi, nabi mengajarkan bahwa orang yang paling baik adalah orang yang paling baik akhlaknya. Jadi, ukurannya adalah bukan suku, bangsa, bahasa tetapi ukurannya adalah siapa yang paling baik akhlak dan amal perbuatannya.




Sabtu, 28 Mei 2022

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI UNTUK ANAK.

        Kita semua tahu bahwa setiap anak itu unik, antara satu dengan yang lainnya berbeda. Ada anak yang rambutnya lurus, keriting, ada yang warna hitam, ada yang pirang. Dari kulit juga demikian, ada yang kuning langsat, putih, hitam dan berbagai macam lainnya. Belum lagi dari aspek internal, seperti kemampuannya, kepribadiannya, motivasi belajar, minat dalam aktivitas kegiatan pembelajarannya, dan lainnya. Apabila kita lihat dari latar belakang keluarganya juga sangat beragam, itu lah memang, Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai macam keragaman.

        Kembali kepada anak di sekolah, karena kita menyadari bahwa setiap anak itu beragam, maka tentu satu pendekatan pengajaran yang diberikan anak-anak di kelas tentu tidak mungkin bisa cocok untuk keseluruhan anak. Ada istilah yang disebut sebagai  one size fits all teaching strategy, yaitu cara mengajar yang satu bisa cocok untuk semua. Mungkin masih ada guru yang menerapkan cara mengajar tersebut, tentu pendekatan tersebut tidak cocok dn tidak tepat untuk semua anak. Bila di kelas terdapat ada 30 anak maka akan ada 30 karakteristik yang berbeda-beda, kemudian juga akan ada beragam minat dari belajar masing-masing anak, ada berbagai macam motivasi, ada keragaman kemampuan karena itu pendekatan pengajaran yang tepat harus mempertimbangkan potensi keragaman karakteristik dari anak di kelas. Pendekatan yang tepat adalah pendekatan yang bisa memenuhi keragaman anak di kelas yang disebut differentiated instruction atau pembelajaran yang berdiferensiasi.

        Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang didesain secara serius dengan menampilkan berbagai macam pilihan strategi pembelajaran dan pilihan aktivitas pembelajaran termasuk juga aktivitas tugas yang bisa dipilih oleh anak-anak kita. tentu anak yang memiliki kemampuan yang tinggi akan sagat memandang memandang rendah tugas yang diberikan bila kadar tugasnya terlalu rendah. Sebaliknya anak yang berkemampuan rendah sangat mengalami kesulitan ketika mengerjakan tugas dengan kadar tugas yang terlalu tinggi baginya, maka guru yang baik adalah guru yang bisa menyesuaikan kadar tugas dan aktivitas pembelajaran bagi anak-anaknya yang beragam. Apakah adil ketika guru memberikan kadar tugas yang berbeda, terkesan memang tidak adil tetapi guru tersebut dengan memberikan hak pendidikan sesuai dengan kadar masing-masing anak didik dan itulah yang semestinya dilakukan. Guru menerapkan kepada anak didiknya dengan pembelajaran berdiferensiasi. Guru memang harus terus menerus mengupgrade kemampuannya guna memberikan hak Pendidikan bagi anak dan setiap anak berhak mendapatkan pendidikan sesuai dengan kadar dan kemampuannya masing-masing.



MEMBIASAKAN ANAK MEMINTA MAAF

BAGAIMANA CARA UNTUK MEMBIASASKAN ANAK UNTUK MEMINTA MAAF? 1. Biarkan emosi anak mereda Anak biasanya marah, kecewa, tidak suka dengan suatu...